Ini kisah ku dan kakak ku, kenalin, namaku Cintya Pelangi biasa
dipanggil Tya dan kenalin juga kakak ku namanya... haaaiiii gue adalah Caroline
Pramona, gue biasa dipanggil mona
Kami ini sebenernya saudara yang kompak, kami punya banyak
sepemikiran dalam hal apapun juga, kecuali satu, yaitu dalam hal cinta, jika
cinta Mona diumbar-umbar kemana mana sedangkan jika cinta Tya disimpan nya
rapat-rapat alias ta’aruf, tya gak mau pacaran dia hanya mau Ta’aruf terhadap
cowok, dan kalanya nanti jika ketemu
orang yang tepat, ia gak mau pacaran lagi, tapi langsung menikah dengan cowok
itu.
Ini kisah kami berdua
pada saat kami di jenjang kuliah, dan agar pembaca sekalian tidak bingung, kami
membedakannya dengan sebutan yang berbeda, jika menggunakan kata “aku” itu
berarti Tya, sedangkan Mona menggunakan kata “gue”. dan tau apa kisah selanjutnya?
Baca sampai habis, silahkan membaca.
Hembusan angin kencang, seruan ombak mengejar pasir, kejaran
matahari di ufuk barat, dentingan cincin menempus hening, kerlipan bintang di
mata angin, ayam berkokok, burung-burung bersiulan, jari jemari menggelitik
panorama alam yang indah ini.
Disuatu jalan...
“Viiiinoooooo.....!!! jangan ngebut-ngebut dong bawa mobilnya,ini
kan lagi rame!!” teriak gue. Gue pun melihat spidometer mobilnya menunjukkan
kecepatan 110 Km/jam, “wah gila ni vino,mau mati kali ya”... “hah tenang aja
mon, gue kan mantan pembalap, kecepatan segini aja mah kecil” kata vino. “ini
nih gue yang benci dari loe, loe itu kalo dibilangi malah ngeyel” kata gue
sambil cemberut. “iya iya, nih gue pelanin mobilnya, jangan cemberut gitu dong
sayang, nanti cantiknya hilang loe” kata dia. Dia pun setelah itu mengelus pipi
gue dengan lembutnya, wah... kalo sudah gini gue diem aja, keenakan kali ya.
Oiya kenalin pacar gue, Vino Pratama, dia itu orangnya ganteng,
manis, lucu, pokoknya perfect deh dimata gue, gue mau ngelakuin apapun buat dia
asalkan dia senang. Gue pacaran dengan dia udah 2 tahun, semenjak gue masih
kelas 3 SMA, dan selama pacaran itu gue udah ngelakuin apa aja ke dia, mulai
dari pegangan tangan sampai ciuman pun sudah hal biasa buat kami lakukan. Gue tau
itu dosa, tapi mau gimana lagi, gue udah terlanjur sayang dengan dia, dan mungkin
saat itu kami tergoda setan, sehingga kami bisa berbuat seperti itu berulang
kali.
Di suatu diskotik..
Vino memberhentikan mobil nya di diskotik kesukaan kami, “eh
sayang, mau kesini lagi ya, nggak bosen-bosen ya kesini terus?”kata gue
mengawali. “nggak bosen kok sayang, kali ini kamu gak bakal boring deh, beda
sama yang kemarin-kemarin” kata Vino meyakinkan gue. “gue percaya aja deh
dengan dia” pikir gue saat itu. Dan di dalam diskotik tau apa yang terjadi? Disana
cukup gelap, dan hanya diterangi oleh kerlipan lampu disko, gue melihat banyak
yang mabuk-mabukan, dan ada juga beberapa pasangan yang berciuman, “wah gila ni
tempat, makin asyik aja vin!!!” kata gue, “waktunya disko sayangggg!!!” teriak
Vino.
Di waktu yang sama, di toko buku...
“Permisi mbak, boleh nanya? buku yang judulnya Mengejar Bintang
pengarang Andrea Hirata masih ada?” tanyaku. “maaf mbak stoknya lagi kosong, buku
itu sangat laris mbak minggu ini, kalo nggak cepat ya kehabisan” kata pelayan
toko itu. “oh yaudah, makasih mbak” kataku. Aku pun berkeliling sejenak
melihat-lihat buku, “jikalau aja masih terselip buku itu.....” pikir ku saat
itu. Lalu.. “hai”, tak terasa asing lagi
aku mendengar suara itu, aku pun menengok ke belakang, “eh kamu dimas, lagi
ngapain kamu disini?” kataku. “lagi mau liat-liat aja ni” “eh liat-liat aja,
beli dong! beliin aku juga sekalian.. haha” kata ku yang kemudian disusul
dengan ketawa nya “iya nanti aku beliin, kamu mau yang mana?” tanya nya. “eh
nggak kok, aku cuma bercanda, lagian juga buku yang aku mau nggak ada, udah
habis katanya” “emang apa judul bukunya?” “mengejar bintang” kataku. “oh buku
itu, kalo buku itu sih aku punya, dikasih temen sih sebenernya, emang stok buku
itu terbatas, kalo kamu mau pinjam, boleh kok” “serius?” “iya,serius...” “aduh gak tau ni mau
ngomong apa lagi, soalnya udah lama aku idam-idamkan buku itu” “iya iya, besok
waktu kamu kuliah nanti aku kasih bukunya” “oke makasih ya Dimas, mau ketemuan
dimana besok?” “Di kantin aja deh, jam 1 siang, kan pas tuh sekalian kita break
makan siang“ “setuju tuh usulnya, sampai jumpa besok ya, makasih sebelumnya” “iya,
sama-sama Tya” katanya lagi, terus kubalas dengan senyuman.
Keesokan harinya, di kantin Universitas Bakti Indonesia..
Aku pun menunggu Dimas di kantin, dan dengan ditemani semangkuk
bakso dan es campur ini, aku menunggu Dimas dengan santainya.. laluuuu... “ddooooorrrrr....”
kata Dimas mengejutkanku dari belakang, dan dengan spontan aku pun terkejut,
tak sengaja aku menumpahkan es campur yang ada di tanganku ini kearahnya, baju
kemeja nya itu pun menjadi basah “eh maaf-maaf, aku gak sengaja, kamu sih
ngangetin aku” kataku. “iya iya gak papa kok”..“oiya, nih buku nya” katanya
lagi. “oke, makasih ya, maaf soal baju kamu” “iya-iya gak papa kok.
........
Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, mereka makin dekat saja dengan pasangan nya masing-masing,
Mona dengan pacarnya si Vino dan Tya dengan teman dekatnya si Dimas.
.......
Satu bulan kemudian..
Di Universitas Bakti Indonesia..
“Hai tya, aku mau ngomong ni ke kamu” kata dimas, “iya,
ngomong aja dim” kataku. “Tya.. maaa..maau gak kamu jadi pacar aku?” kata dia
kemudian, “sorry dim, aku gak bisa,aku sudah janji ke diri aku sendiri bahwa
aku gak mau buat pacaran dulu, aku mau fokus ke kuliah aku dulu” “tapi.....,
kamu suka kan dengan aku?” aku pun terdiam sejenak, lalu.. “iya, aku suka kamu,
tapi nggak buat menjadi pacar, aku gak mau pacaran, kelak jika aku sudah sudah
siap nikah, temuin aku lagi, lamar aku di depan orang tuaku, kamu mau?” tanyaku
“iya, aku mau tya” kata Dimas yang kemudian ku iyakan
Di rumah...
Viiiinnnooooooo....!!! teriak gue saat nelpon vino, “iya,
kenapa sayang? Kamu takut sendirian lagi di rumah?” katanya dengan santai “bukan
itu masalahnya!! Vinooooo....!!!” “iya kenapa sayang?” “gueeee haaammmiiiil vin!!!
” ucap gue sambil menangis, “hah, gak mungkin mon, gue gak percaya itu bayi gue”
kata dia. “gila lo vin, ini bayi loooeee, Cuma loe yang ngelakuin ini ke gue,
loe harus tanggung jawab atau gak gue laporin loe ke polisi!!!” kata gue sambil
terisak nangis, “jangan aduin gue mon, iya gue bakal tanggung jawab” kata vino.
Dan saat minggu itulah gue dilamar oleh Vino, ia datang
dengan keluarga nya buat ngelamar gue, keluarga gue sedih dan nangis terhadap
apa yang sudah terjadi terhadap gue, gue hanya bisa minta maaf, gue nyesel
ma.... gue nyesel pa.... maaf sudah buat malu keluarga besar kita ini
Maaf juga buat calon bayi kita ini, dia yang gak berdosa, tapi
ia sudah dibuat malu oleh orang tua nya ini...
Hasil dari apa yang sudah gue perbuat, gue harus bertanggung
jawabkan segala resikonya..
Selesai.
Pacaran dan ta’aruf itu berbeda dalam tujuan nya, jika
taaruf bertujuan mengenal calon istri/suami dengan harapan ketika ada kecocokan
antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan sedangkan jika pacaran itu
bertujuan mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara
kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah dan
pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat.
Namun tak selamanya juga pacaran itu menghasilkan sisi
negatif, tergantung dari individu nya masing-masing, pacaran yang hebat itu pacaran yang dapat
membimbing pacarnya untuk tetap di jalan Allah SWT dan dapat membimbing
pacarnya dalam menjalani perintahNya dan menjauhi laranganNya.