Pages

Subscribe:

Labels

16/04/13

MENEMBUS AWAN DAN KE LANGIT KE 7


MENEMBUS AWAN DAN KE LANGIT KE 7

Pengarang          :M. Rizky Kurniansyah Kusuma


                Kenalin nama aku Yoga, aku hidup dengan ayahku yang bernama Suryaman, aku memanggilnya sih dengan sebutan “ubak”. haha... Kalo di pikir-pikir unik juga ya panggilan aku saat itu. “Kalo ada ubak, terus siapa umak nya ??” Mungkin itu yang jadi pertanyaan orang setiap kali aku menceritakan nama orang tua ku dengan mereka. Terus gue mau jawab apa? Ibu aja gak ada... sampai saat ini ubak  ku masih bungkam tentang asal-usul ibu, walaupun berulang kali gue desak. Nah, kali ini gue akan menceritakan kisah hidup gue yang sangat sangat berliku, kalo ibaratkan tu seperti “tikungan curam yang ada di gunung, yang tak henti-hentinya berbelok” haha.. lebay banget ya.
                Aku saat itu hidup tidak mempunyai rumah, aku hidup luntang-lantung di jalanan. Masa-masa kecil kue tidak dilewati layaknya anak-anak yang lazimnya mereka lakukan, sejak ku berumur 5 tahun, aku sudah bekerja sebagai penyemir sepatu, di dalam pikiran ku saat itu hanya untuk membantu ubak ku untuk mencari uang.  Ya, ubak ku saat itu bekerja sebagai pemungut barang bekas, ia mengambil sampah-sampah plastik di komplek- komplek yang biasa kami kunjungi. aku biasa menemani nya setelah aku pulang sekolah. Selain menemani nya, aku juga menenteng sebuah kotak kayu yang isinya semir dan sikat sepatu.
                Walaupun kami hidup serba kekurangan, tapi dia tetap bersih keras ingin menyekolahkanku, “pendidikan itu utama” katanya. Dan alhamdulillah, impian ubak ku tercapai! Kebetulan kepala SD cahaya mentari bapak Joko adalah langganan semir sepatu ku setiap pagi, ia mengajakku untuk bersekolah di sekolahnya tanpa harus membayar uang sepersen pun.  Dan ia juga mengajak aku dan ubak ku untuk tinggal bersama dirinya, kami dengan senang hati menerimanya. pak joko tinggal bersama Vani, istrinya. ia belum mempunyai anak, dan katanya ia ingin mengangkatku sebagai anak angkatnya. Akhirnya kami pun tidak bekerja lagi. Sekarang ubak ku bekerja sebagai pembantu di rumah pak joko, yang tak lain sekarang sudah menjadi ayah angkat ku.
                Tidak terasa, aku sudah di kelas 6 SD, hari itu hari senin. pelajaran pertama hari itu bapak Wahyudi, guru mapel bahasa Indonesia, yang terkenal killer . “Anak-anak sekarang bapak akan mengambil nilai praktek kalian, bapak ingin kalian menceritakan cita-cita kalian satu persatu di depan kelas” katanya. “waduh... mati aku. Aku belum tau cita-cita ku ingin menjadi apa. Mau bilang apa aku pada saat maju nanti” pikirku.  “oke sekarang yang pertama Yoga, silahkan kamu ceritakan cita-citamu”. Aku pun maju ke depan kelas, dan terdiam sejenak. Ayo berpikir   berpikir berpikir...... lalu, aku pun tidak sengaja melihat tas andre yang bergambar pesawat. Ya, sekarang aku tau cita-citaku. “Aku ingin menjadi pilot yang sukses !!” kataku dengan lantang. Tetapi pak wahyudi pun menertawakanku “hahaha..... kamu anak pembantu aja belagu mau jadi pilot, uang dari mana?? Sudah sudah lah, realistis saja” katanya. Aku dengan peraasaan jengkel lalu duduk kembali ke kursi ku. Sepulang dari sekolah aku masih memikirkan hal yang bapak itu ucapkan. Aku sadar aku emang anak pembantu, dan aku bersekolah di situ hanya berkat belas kasihan pak joko. Tetapi di dalam pikiran ku, aku akan buktikan itu, AKU PASTI BISA JADI PILOT!!!
                Bertahun-tahun kemudian, tak terasa aku sudah di kelas 3 SMA. Sekarang aku bersekolah di SMA cahaya permai. Denget lagi UN ni, harus belajar dengan giat, tetapi pada saat aku lagi giat- giatnya belajar. Ubak ku semakin sering  sakit-sakitan, dan ia keluar masuk rumah sakit setiap minggunya. Kata pak joko sih ubak Cuma sakit demam biasa. Aku pun menjadi lega. Pada suatu hari, di saat aku pulang sekolah. Aku melihat bendera kuning berkibar di depan rumahku, aku pun segera masuk ke rumah yang sudah di penuhi oleh banyak orang itu. Siapa yang meninggal pikirku. Ya, benar saja itulah ubak ku. Tangisan ku pun tidak tertahan lagi. Aku memeluk erat ubak ku yang sudah tidak bergerak lagi itu. aku pun kemudian di tenangkan oleh pak joko. Ia kemudian memberiku sebuah surat yang berisi “Anak ku sayang, mungkin pada saat kamu baca surat ini, bapak sudah tenang di sana, nak sebenernya bapak sakit kanker sejak dua tahun yang lalu. Bapak sengaja tidak memberi tau mu, agar kamu tidak khawatir dengan keadaan bapak. nak... rajin-rajinlah untuk belajar. Gapailah cita-citamu. Tertanda ayahmu- Suryatman”. Aku pun tidak tau apa yang harus ku lakukan lagi, seketika aku drop.....

Pada saat UN pun tiba, aku hanya menjawab sebisaku, dan aku lulus dengan nilai pas-pasan...

Aku sangat terpukul dengan kejadian meninggalnya ubak ku itu, lalu pak joko pun mendekatiku. “sudahlah yoga, sekarang kamu sudah besar, ikhlas kan lah bapak mu, dia pasti sudah senang di sana, senangkanlah dia dengan meraih cita-citamu”
“baiklah pak, aku akan berusaha sebisaku, aku pasti bisa menjadi pilot, sesuai dengan cita-citaku” kataku
 
pada bulan maret 2009, aku pun ikut test penerbangan di STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia). pada mulanya aku minder ikut test tersebut. namun dengan seiringnya waktu aku pun bisa melewati satu persatu test yang di berikan. tiba hari pengumuman. hal yang sulit ku percaya. aku pun lulus dengan beasiswa di tangan ku!!! Hal yang paling menyenangkan buat aku saat itu, aku tidak bisa percaya bahwa selangkah lagi cita-citaku akan tercapai, aku pun lalu pergi ke asrama STPI yang berada di Tangerang dengan terlebih dahulu minta izin dengan pak joko dan istrinya vani.

Tiga tahun kemudian....

Aku sudah selesai pendidikan di STPI, dan aku juga kemudian diterima di perusahaan lion air.
Dan pada tanggal 18 desember 2012, jam 21.00. Jakarta – Palembang, itu adalah PENERBANGAN PERTAMAKU!!!     


Akhirnya sekarang aku bisa menjawab pertanyaan bapak Wahyudi waktu itu, “AKU MEMANG ANAK PEMBANTU PAK, TAPI TIDAK ADA YANG BISA MENGHALANGIKU, AKU AKAN MENGEJAR CITA-CITA KU WALAU SAMPAI HARUS MENEMBUS AWAN DAN KE LANGIT KE TUJUH”

TAMAT.


ALBUM FOTO

aku (Yoga)
SD cahaya mentari












PENERBANGAN PERTAMAKU













Rumah pak Joko

0 komentar:

Posting Komentar