Pages

Subscribe:

Labels

21/11/13

Hanya Tuhan Yang Tau

“Din, mau gak nonton nanti malem?” tanya gue. “iya, tentu Rooyyyy...!!” kata Dinda. “oke din” jawabku.
“Tumben dia mau, biasanya boro-boro di ajak nonton, diajak telponan aja dia gak mau” pikir gue.
Malam yang ditunggu-tunggu pun datang, jam 7 tepat dengan motor Ninja pink kesayangan gue, gue jemput dia di rumahnya, “malem din..” kata gue mengawali pembicaraan. Dan dia pun langsung loncat naik ke motor gue. Terus tau apa selanjutnya? gila erat banget pelukan dia ke gue, sampe sesak napas mbak bro..
Perasaan gue saat itu campur aduk, kata orang sekarang sih nanonano, senang, gugup, dan sesak napas bercampur jadi satu..

Oiya gebetan cantik gue ini belum gue kenalin, kenalin nih gebetan gue Dinda Calista nama nya. Dia itu orangnya cantik , baik, lucu, dan imut juga.

Oiya kenalin nama gue Anjas mortohatmojo notodiningrat, biasa dipanggil Roy.. gue ulangi lagi.. nama gue Anjas mortohatmojo notodiningrat, biasa dipanggil Roy. gak nyambung kan panggilan gue? Aneh ya panggilan gue? Skrg siapa coba yang aneh? Penulis cerita? Iya kan? L TIIIIIDDDAAAKKK... MENGAPA TUHAN BEGITU KEJAM DENGANKU...!!!
.....
gak lucu? lalu  terdiam terus menangis..
....
MENGAPA TUHAN.... MENGAPA...?!!?

Oke kembali ke cerita..

Roy itu panggilan dari kakek gue, kakek maman namanya. Nenek gue pernah cerita ke gue tentang asal mula panggilan itu, 15 tahun yang lalu disaat gue berumur 3 tahun. Kakek gue saat itu lagi senang senangnya nonton sinetron,  “catatan si Roy”.. , kakek gue senang sinetron itu karna ada salah satu artis dalam sinetron itu yang super duper cantik di mata kakek gue,ya Vina Gansya namanya,  kata nenek gue ya gitu , nenek gue juga cerita kalo gara-gara sinetron itu mereka sering adu mulut, karna nenek cemburu ngeliat kakek yang terus melotot matanya kalau ngeliat Vina Gansya tampil di layar kaca.. *tobat kek*, dan disaat itulah kakek gue manggil gue dengan sebutan Roy, dan keterusan sampe sekarang.

Hari-hari masa kecil gue di lalui dengan layaknya anak kecil biasanya, main layangan, main ekar, bentengan, main sepeda, main sepeda dan main sepeda lagi, berulang kali gue nyebutin main sepeda dan berulang kali juga gue jatuh dari sepeda kesanyangan gue itu.

Tahun demi tahun pun berlalu, sekarang gue sudah kelas 3 SMA, masa-masa kelas 1 dan 2 SMA gue dilalui dengan biasa aja, gue disekolah tergolong orang yang menengah, otak standar, rangking menengah di kelas, tapi satu keunggulan gue, gue itu punya gebetan yang cantik, dengan modal tampang dan uang gue ini, gue bisa dapetin cewek manapun di sekolah gue ini, bahkan anak kepala sekolah gue sekalipun, dia itu terkenal karna cantiknya. tapi walaupun dia cantik, tapi tingkah lakunya tak secantik muka nya, masa’ baru aja kenal satu minggu dengan gue, dia udah berani berani nya nembak gue, cewek nembak cowok? Memalukan mbak bro... bisa bisanya dia tergila-gila dengan gue, gue sebagai cowok ya jual mahal aja, gue takut dengan cewek yang terlalu agresif, gue bukan cowok murahan!! Wkwk

Dua bulan yang lalu gue dekat dengan cewek yang bisa di bilang soleha, namanya Siti Aminah, dia itu orangnya cantik, baik, dan rajin solat. Dia itu sering banget ngingetin gue buat melaksanakan solat, gue sangat sangat berubah semenjak dengan dia, dia itu orangnya gak mau pacaran, dilarang agama katanya, namun dengan kebaikan nya itu ke gue membuat gue jenuh, gue pun mencari sosok lain yang bisa hidup mengikuti kehidupan gue, gue mempunyai motto “my life is my stytle”, hidup gue itu enjoy, gue ngelakuin apa aja yang buat gue happy.

Satu bulan kemudian, gue ketemu dengan Dinda Calista, cewek yang di awal tadi gue ceritakan, gue ketemu dengan Dinda pertama kali itu di cafe kesayangan gue di daerah kemang, ya dia adalah penyanyi kafe itu!! Saat itu gue bersama teman-teman gue kesana, dia itu sangat memikat penglihatan gue, dengan setelan dress pink dan celana jeans itu, dan dengan rambut yang di uraikan, dia sangat perfect jika dilihat dari tempat duduk gue ini, “wah gila cantik bener tu cewek..” pikirku
Setelah selesai menyanyikan 2 buah lagu, dia pun terlihat beristirahat sejenak, “ini, saat yang tepat..”pikirku. aku pun mendekatinya “heyyy...” kataku. “haii” katanya. “bagus suara nya, boleh kenalan?” tanyaku. Dan tentu saja di “iya” kan nya, disaat itulah gue kenal dia, dan kami pun bertukar pin bb.

PING!!!
Itulah awal gue bbm’an dengan dia, gue pun baru tau kalau dia itu masih SMA dan masih kelas 3, “wah seangkatan ni,cocookkk..” pikir gue. Gue juga baru tau kalau dia nyanyi di cafe itu buat menuhin kebutuhan keluarga nya, dia bilang ke gue bahwa kehidupan keluarga nya itu serba kekurangan, dan alhamdulillah semenjak dia nyanyi di cafe ini, dia bisa menuhin kebutuhan dia dan keluarganya.  gue sampai terharu dengar ceritanya. Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, gue semakin dekat saja dengan dia. Dan disaat inilah gue mau nembak dia, pikir gue hari itu.
Pada malam harinya, seperti biasa dia nyanyi di cafe itu, dan disaat ini lah gue mau nembak dia.

gue pun maju kedepan ke tempat orgen di cafe itu, dan meminjam sebuah gitar, Dinda heran melihat tingkah gue itu, gue menyanyikan sebuah lagu, lagunya afgan yang judulnya “Bukan Cinta Biasa”

Kali ini kusadari
Aku telah jatuh cinta
Dari hari terdalam
Sungguh aku cinta padamu

Cintaku bukanlah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temaniku seumur hidupku

Dan setelah gue menyanyikan 2 bait lagu itu, gue pun berdiri lalu berlutut di hadapan Dinda, gue memegang tangan kiri nya dengan tangan kanan gue, “gue sayang sama lo din, gue ingin lo bahagia, dan gue harap lo bahagia itu di saat sama gue. Dinda mau gak kamu jadi pacar gue..?” kata gue.
Dinda pun terdiam sejenak, gue lihat mata nya berlinang, dan air matanya jatuh ke pipi
“aku... aku gak bisa Roy, maaf roy sebelumnya, aku gak mau ngelihat kamu kecewa nantinya” katanya. “tapi gue berusaha yang terbaik kok buat lo din” kata gue mencoba meyakinkan. “maaf roy gak bisa” katanya lagi

Dan disaat itulah gue jadi lemes, bisa-bisanya gue ditolak seorang cewek, padahal di sekolah gue, gue bisa dapetin siapapun cewek di sekolah gue itu. Tapi mungkin belum jodoh pikir gue saat itu.

Masih ingat kan cerita gue saat mau ngajak nonton dia tadi? Gue gak nyangka itu adalah ternyata malem terakhir dengan dia, dia katanya mau pindah ke bogor, disana ortu nya mendapatkan kerjaan yang lebih meyakinkan hasilnya dibanding pekerjaan di palembang, pekerjaan di palembang ibunya sebagai pembantu dan ayahnya seorang tukang becak.

Dan sekarang gue lost contact dengan dia, gue gak tau kabarnya sekarang gimana, dan gue juga gak tau alasan dia nolak gue saat itu karna apa.


Selesai.

0 komentar:

Posting Komentar