Jakarta - Kerugian besar yang dicatatkan Nokia selama tiga kuartal berturut-turut membuat vendor ponsel asal Finlandia itu rela untuk memangkas keuntungan dari bundling agar operator lebih semangat memasarkan Lumia.
Seperti dilaporkan, Nokia mencatatkan kerugian USD 1 miliar pada kuartal kedua 2012. Ini berarti Nokia telah tiga kuartal berturut-turut mencatatkan kerugian dengan jumlah sedikitnya USD 1 miliar.
Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan asal Finlandia itu mencatatkan kerugian USD 1,7 miliar. Sedangkan pada triwulan sebelumnya, kuartal keempat 2011, Nokia juga rugi USD 1,2 miliar.
Namun tak semua aktivitas Nokia terbilang buruk. Perlahan tapi pasti, penjualan Nokia Lumia yang menggunakan OS Windows Phone mulai menujukkan perubahan positif. Meski itu belum cukup untuk mengangkat posisi Nokia dari 'zona merah'.
Dalam laporan di kuartal kedua 2012, penjualan Lumia mencapai 4 juta unit. Naik dari periode sebelumnya yang hanya terjual sebanyak 2,2 juta unit di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, Nokia di Q2 mampu menjual 10,2 juta smartphone. Sebagian besar memang merupakan ponsel dengan harga berkisar 151 euro atau sekitar Rp 1,5 jutaan.
Meski secara hitungan penjualan Lumia mengalami kenaikan, namun pada kenyataanya smartphone berbasis OS besutan Microsoft itu masih berada di 'zona merah' alias belum memuaskan.
Bila melihat 5 tahun ke belakang atau tepatnya tahun 2007, penjualan smartphone Nokia saat ini tentu saja sangat kecil. Di kuartal kedua di tahun ketika iPhone pertama kali diluncurkan, Nokia sudah berhasil menjual 19,5 juta smartphone.
Itu sebabnya, seperti detikINET kutip dari Financial Times, Rabu (25/7/2012), Nokia ingin menggenjot lagi penjualan ponselnya dengan mengandalkan kerja sama pemasaran bersama mitra operator.
Nokia bahkan rela menekan harga bundling-nya agar pola bagi keuntungan dari hasil penjualan lebih besar diterima operator. Tujuannya agar semakin banyak operator yang tertarik membundling ponselnya
Jakarta - Kerugian besar yang dicatatkan Nokia selama tiga kuartal berturut-turut membuat vendor ponsel asal Finlandia itu rela untuk memangkas keuntungan dari bundling agar operator lebih semangat memasarkan Lumia.Seperti dilaporkan, Nokia mencatatkan kerugian USD 1 miliar pada kuartal kedua 2012. Ini berarti Nokia telah tiga kuartal berturut-turut mencatatkan kerugian dengan jumlah sedikitnya USD 1 miliar.
Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan asal Finlandia itu mencatatkan kerugian USD 1,7 miliar. Sedangkan pada triwulan sebelumnya, kuartal keempat 2011, Nokia juga rugi USD 1,2 miliar.
Namun tak semua aktivitas Nokia terbilang buruk. Perlahan tapi pasti, penjualan Nokia Lumia yang menggunakan OS Windows Phone mulai menujukkan perubahan positif. Meski itu belum cukup untuk mengangkat posisi Nokia dari 'zona merah'.
Dalam laporan di kuartal kedua 2012, penjualan Lumia mencapai 4 juta unit. Naik dari periode sebelumnya yang hanya terjual sebanyak 2,2 juta unit di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, Nokia di Q2 mampu menjual 10,2 juta smartphone. Sebagian besar memang merupakan ponsel dengan harga berkisar 151 euro atau sekitar Rp 1,5 jutaan.
Meski secara hitungan penjualan Lumia mengalami kenaikan, namun pada kenyataanya smartphone berbasis OS besutan Microsoft itu masih berada di 'zona merah' alias belum memuaskan.
Bila melihat 5 tahun ke belakang atau tepatnya tahun 2007, penjualan smartphone Nokia saat ini tentu saja sangat kecil. Di kuartal kedua di tahun ketika iPhone pertama kali diluncurkan, Nokia sudah berhasil menjual 19,5 juta smartphone.
Itu sebabnya, seperti detikINET kutip dari Financial Times, Rabu (25/7/2012), Nokia ingin menggenjot lagi penjualan ponselnya dengan mengandalkan kerja sama pemasaran bersama mitra operator.
Nokia bahkan rela menekan harga bundling-nya agar pola bagi keuntungan dari hasil penjualan lebih besar diterima operator. Tujuannya agar semakin banyak operator yang tertarik membundling ponselnya
Seperti dilaporkan, Nokia mencatatkan kerugian USD 1 miliar pada kuartal kedua 2012. Ini berarti Nokia telah tiga kuartal berturut-turut mencatatkan kerugian dengan jumlah sedikitnya USD 1 miliar.
Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan asal Finlandia itu mencatatkan kerugian USD 1,7 miliar. Sedangkan pada triwulan sebelumnya, kuartal keempat 2011, Nokia juga rugi USD 1,2 miliar.
Namun tak semua aktivitas Nokia terbilang buruk. Perlahan tapi pasti, penjualan Nokia Lumia yang menggunakan OS Windows Phone mulai menujukkan perubahan positif. Meski itu belum cukup untuk mengangkat posisi Nokia dari 'zona merah'.
Dalam laporan di kuartal kedua 2012, penjualan Lumia mencapai 4 juta unit. Naik dari periode sebelumnya yang hanya terjual sebanyak 2,2 juta unit di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, Nokia di Q2 mampu menjual 10,2 juta smartphone. Sebagian besar memang merupakan ponsel dengan harga berkisar 151 euro atau sekitar Rp 1,5 jutaan.
Meski secara hitungan penjualan Lumia mengalami kenaikan, namun pada kenyataanya smartphone berbasis OS besutan Microsoft itu masih berada di 'zona merah' alias belum memuaskan.
Bila melihat 5 tahun ke belakang atau tepatnya tahun 2007, penjualan smartphone Nokia saat ini tentu saja sangat kecil. Di kuartal kedua di tahun ketika iPhone pertama kali diluncurkan, Nokia sudah berhasil menjual 19,5 juta smartphone.
Itu sebabnya, seperti detikINET kutip dari Financial Times, Rabu (25/7/2012), Nokia ingin menggenjot lagi penjualan ponselnya dengan mengandalkan kerja sama pemasaran bersama mitra operator.
Nokia bahkan rela menekan harga bundling-nya agar pola bagi keuntungan dari hasil penjualan lebih besar diterima operator. Tujuannya agar semakin banyak operator yang tertarik membundling ponselnya
0 komentar:
Posting Komentar