Kekalahan Sriwijaya FC (SFC) 2-4 oleh Persisam Samarinda
bukan hanya sekadar kehilangan tiga
poin. Tapi, begitu banyak pelajaran yang
harus dicermati manajemen dan nakhoda,
tentang bagaimana bermain sebagai juara
bertahan. Menginginkan bermain lebih agresif dan
disiplin posisi, ternyata malah terjebak
dengan arus permainan agresif yang
diperagakan Elang Borneo-julukan
Persisam. Skema 4-2-3-1 yang biasa
dipakai pelatih kepala SFC Kas Hartadi, hampir berantakan.
Karena sepanjang pertandingan, Ponaryo
Astaman dan kawan-kawan seolah
terhipnotis dengan permainan cepat dan
agresif yang dipertontonkan Ferdinand
Sinaga, Lancine Kone dan Bayu Gatra. Pemain belakang SFC, Diogo Santos,
Abdul Rahman, Taufik Kasrun dan
Mahyadi Panggabean tak bisa berbuat
banyak, saat pasukan Persisam
melakukan serangan balik yang cepat.
Tidak hanya itu, peran Ahmad Jufrianto dan Ponaryo Astaman pun tak berarti,
akibat lemahnya organisasi pertahanan.
Kas Hartadi harus segera memutar otak
dan mengevaluasi, apa yang menjadi
celah lemah timnya. Karena, lawan akan
mereka hadapi Sabtu (26/1) nanti adalah pemuncak klasemen sementara, Mitra
Kukar.
Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis
Mandiri (SOM), Hendri Zainuddin
menyatakan, bahwa pihaknya akan
segera mengevaluasi tim SFC dari lini per lini. ''Semua pasti kecewa dengan
kekalahan ini. Tapi melihat bagaimana
permainan Persisam yang agresif, tentu
kami akan mengevaluasi. Karena, tim
harus segera bangkit saat main dikandang
Mitra Kukar nanti,” jelasnya. Sementara pelatih kepala SFC, Kas
Hartadi menuturkan, semua pemain
belakangnya kalah cepat dalam mengejar
bola. Dengan permainan cepat yang
diperagakan pasukan Sartono Anwar,
beberapa kali pemain belakangnya sempat bingung, hingga terjadi dua gol.
''Saya sendiri sebetulnya sudah mengira,
mereka (Persisam) akan bermain cepat.
Tapi saya tidak menyangka pemain
belakang kami masih kalah cepat dari
lawan. Persisam memang bermain lebih bagus dari kami. Ini menjadi catatan saya,
untuk menghadapi Mitra Kukar nanti,”
tuturnya.
Agar waktu SFC lebih efektif dalam
mempersiapkan diri sebelum kekandang
Mitra Kukar, maka seluruh punggawa tidak akan pulang ke Palembang. Tapi dari
Samarinda langsung menuju ke Kutai
Kertanegara. Karena jarak tempuh dari
Samarinda menuju kota Tenggarong
hanya memakan waktu dua jam.
''Kalau kami pulang ke Palembang, tentu akan menghabiskan waktu di jalan. Jadi
kami akan memilih stay di sini (Samarinda)
saja, agar recovery pemain lebih baik,”
ujarnya.
Tugas Kas Hartadi untuk mendapatkan
poin di kandang Naga Mekes-julukan Mitra Kukar, diprediksi lebih sulit dari lawatannya
ke kandang Persisam. Pasalnya, tim
asuhan Steffan Hansson ini tengah
mengalami grafik peningkatan yang
signifikan.
Dua kali main away, bisa mendapatkan enam poin plus tiga poin lagi, hasil dari
menang laga kandang kontra Pelita
Bandung Raya. Yang paling
membahayakan, semua pemainnya bisa
diturunkan karena tidak ada yang
terakumulasi kartu atau cidera. ''Masih ada waktu berbenah. Tapi,
kekalahan dari Persisam menjadikan
pelajaran bagi kami untuk bermain lebih
disiplin. Setidaknya meningkatkan
tanggung jawab pada posisi masing-
masing,” pungkasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar