Hasil perkawinan tersebut berupa kucing American Shorthair dengan karakteristik persia. Kepala lebih bulat dan lebar, hidung lebih pesek, telinga lebih kecil, badan lebih padat dan lebar, bulu lebih lembut, tebal dan lebih panjang dari ASH. Penampilan ras hibrida tersebut sangat indah, tetapi tidak menunjukkan karakteristik ASH yang sebenarnya.
Pada tahun 1966, Jane Martinke, seorang Juri CFA (Cat Fanciers Association) dan juga seorang breeder ASH, mengajukan ras campuran Persia-ASH tersebut sebagai satu ras baru.
Pada awalnya ras tersebut mengundang banyak perdebatan dan penolakan. Para breeder persia menolak menjual kucing persia mereka pada penggemar exotic. Penggemar exotic bertahan dan mulai memperkuat gen bulu pendek dengan cara mengawinkan kucing mereka dengan ras Burmese, Russian Blue dan British Shorthair.
Setelah gen bulu pendek dominan kuat dan stabil, para breeder mengawinkan kembali dengan Persia untuk mendapatkan bentuk badan dan kepala persia. Tahun 1987 CFA hanya mengijinkan Exotic Shorthair dikawinkan dengan ras Persia. Perlahan-lahan Exotic Shorthair mulai menjadi populer. Persia dan Exotic Shorthair mempunyai standar yang sama kecuali dalam hal panjang bulu.
Blue Exotic Shorthair
Exotic Shorthair mempunyai sifat tenang dan anggun persia, tetapi lebih lincah dan aktif bila dibandingkan dengan persia biasa. Selalu ingin tahu dan bermain dan jarang mengeong. Ras ini termasuk kucing yang mandiri, tetapi lebih suka bila berada di sekitar pemiliknya. Perawatan kucing ini lebih mudah bila dibandingkan persia berbulu panjang yang harus disisir setiap hari. Oleh karena itu Exotic Shorthair sering disebut juga Persian for Lazy People.
Secara fisik, bentuk tubuh dan kepala Exotic Shorthair, identik dengan Persia. Warna dan pola warna serta warna mata juma sama seperti yang terdapat pada ras Persia. Satndar yang digunakan dalam Kontes juga sama. Satu-satunya perbedaan hanya pada panjang bulu. (drh. Neno WS)
0 komentar:
Posting Komentar